Ideas are Cheap, Execution is the One That Matters

Di suatu malam saya dan keluarga berhenti sebentar untuk makan di rumah makan yang jual mie ayam dan bakso di Margonda Depok. Singgahnya saya ke rumah makan mie ayam itu terjadi setelah melewati beberapa rumah makan yang juga menawarkan menu sama, mie ayam dan bakso. Saya berfikir, semua rumah makan ini punya jenis menu yang relatif sama, lalu bagaimana cara mereka bertahan atau unggul satu sama lainnya?

Seperti yang kita tahu bisnis kuliner adalah salah satu bisnis yang persaingannya sangat tinggi, turn over dari keberlangsungan hidup bisnisnya juga sangat tinggi. Termasuk juga di Depok, berdiri hari ini, jika tidak mampu merebut hati calon konsumen maka mungkin umurnya hanya hitungan bulan. Banyak bermunculan rumah makan baru, tapi juga tidak sedikit yang tutup atau berganti lokasi.

Saya sampai pada banyak sekali jawaban dari mulai tampilan fisik yang menarik, harga yang terjangkau, tempat yang nyaman, pelayanan yang memuaskan, hingga rasa yang enak. Ternyata hampir semua parameter itu berkaitan dengan bagaimana cara mereka menjalankan bisnis, bukan hanya tentang mau jual menu apa saja yang menentukan.

Adalah hal yang wajar sebelum kita memulai perjalanan membuat bisnis bahwa salah satu hal pertama yang perlu kita pikirkan adalah mencari ide, mau buat apa, mau jual apa, bagaimana caranya. Namun sayangnya kadang kita terlalu lama dan berlarut-larut mungkin hingga bertahun-tahun berada pada fase ini. Mencari dan memastikan kita menemukan dan meramu ide brilian, sempurna, dan tiada duanya, seolah setelah itu jalan kesuksesan sudah terbuka dengan sendirinya. Menyimpan dan mengendapkannya, sampai suatu saat kita hanya mampu gigit jari ketika ada orang datang dengan ide serupa dan bisa sukses dengannya.

Ide adalah satu hal yang penting, namun yang jauh lebih penting adalah bagaimana kita mengeksekusi idenya. Sebaik apapun ide kita kalau tidak berujung pada eksekusi maka kita tidak akan tahu bekerja atau tidaknya. Selangka ataupun se-istimewa apapun ide kita kalau tidak disertai dengan eksekusi yang baik maka hasilnya tidak akan istimewa.

Ide itu murah, siapapun bisa buat ide sangat banyak dalam waktu sangat cepat. Sebelum Badr Interactive memutuskan membuat HappyTesting, produk yang akan dikembangkan tahun 2016 ini, kami menginisiasi pengumpulan ide, dan dalam waktu 1 bulan lebih kita bisa dapatkan 100 lebih ide startup, saya sendiri menyumbang 25 lebih ide bisnis. Buat kita yang sering melihat beragam jenis bisnis, punya pengetahuan lintas ilmu sehingga bisa membangun titik temu, atau yang punya domain expert tinggi sehingga bisa tahu celah masalah di domain tersebut, maka kita punya kesempatan sangat luas menghasilkan ide-ide bisnis brilian.

FGD ideation session di Badr Interactive
Sesi FGD dalam menentukan ide mana yang akan dieksekusi

Tapi itu saja tidak cukup, sebaik apapun idenya kalau eksekusinya buruk, maka kemungkinan besar tidak akan berkembang menjadi bisnis yang baik, begitu juga se-biasa apapun idenya, jika eksekusinya baik sekali, maka bisa menjelma menjadi bisnis raksasa dengan singkat.

Banyak bisnis yang ide dasarnya sangat biasa, atau sudah banyak yang mengeksekusi sebelumnya, seperti buat rumah makan mie ayam dan bakso tadi contohnya, tapi mereka bisa berkembang pesat dengan eksekusi yang baik sekali. Munculnya Medium, online publishing platform yang diciptakan co-foundernya Twitter, Evan Williams, mungkin di awal memunculkan tanda tanya, bagaimana mereka bisa bersaing dengan online publishing platform yang telah besar seperti wordpress, blogger, tumblr, dan sejenisnya. Tapi mereka telah membuktikan dengan strategi dan eksekusi mereka yang berbeda bahwa mereka bisa menjadi salah satu online publishing platform paling populer di dunia dengan lebih dari 30 juta orang pengguna saat ini.

Eksekusi yang membedakan sukses tidaknya satu bisnis dengan lainnya kadang sangat remeh dalam sudut pandang kita, tapi ternyata ia menjadi pembeda yang berarti. Elon Musk memulai perjalanan entrepreneur nya saat mendirikan Zip2, sebuah online yellow pages. Idenya mungkin kelihatan tidak begitu meyakinkan pada zamannya, tapi eksekusilah yang membuat mereka bisa sukses membesarkan Zip2 yang akhirnya menjadi batu loncatan bagi Elon Musk mendirikan X.com dan kemudian berkembang menjadi Paypal. Salah satu eksekusi luar biasa yang dilakukan oleh Zip2 adalah mereka mau dan konkret mengetuk satu persatu bisnis di Bay Area California untuk mau memasukkan data bisnis mereka di Zip2, sebuah hal yang membayangkannya saja sudah melelahkan dan terlihat tidak scalable, namun itulah yang memuat mereka berbeda dan mampu merealisasikan idenya.

Amazon memulai visi menjadi the everything store dengan langkah sederhana, memulai dengan menjual buku, item yang tidak punya batas kadarluarsa, inventory nya mudah, jenisnya tertentu dan dibutuhkan banyak orang. Namun yang jauh lebih berdampak menentukan bisa tidaknya Amazon menjelma menjadi perusahaan raksasa adalah eksekusi mereka dalam menjalankan inventori mereka menjadi salah satu inventori terbaik dan terbesar di dunia, mereka menamainya fulfillment center. Inovasi yang mereka temukan dalam perjalanan karena eksekusi yang progresif dari waktu ke waktu juga merupakan pembeda mereka dari e-commerce lainnya dalam hal eksekusi. Fitur-fitur inovatif seperti rekomendasi barang relevan dengan barang yang ingin kita beli, 1 click buy button, amazon prime, hingga yang besar seperti Amazon Web Service atau Kindle menjadikan Amazon bisa terus bertumbuh menjadi “the everything store” sesungguhnya.

Eksekusi yang baik memerlukan syarat mutlak eksekutor dan strategi yang baik pula. Tidak heran jika tim yang baik menjadi faktor penting bagi keberlangsungan sebuah bisnis, terlebih di fase-fase awalnya. Itulah mengapa di beragam kesempatan salah satu cara sederhana menilai sebuah bisnis adalah dengan melihat tim yang ada dibaliknya, terutama track record hasil eksekusi yang telah mereka lahirkan.

the winning team

Ide yang baik adalah satu hal yang baik, namun bersama dengan itu perlu disertai dengan eksekusi yang baik, bahkan sampai hal yang extra ordinary dan extra miles untuk bisa memvalidasi ide liar kita menjadi sebuah bisnis yang bekerja. Lelah dan berkali kali merasa ingin menyerah mungkin akan jadi sahabat akrab, tapi disitulah bagian dari proses melahirkan karya yang berdampak!

Leave a Reply