Setiap perjalanan manusia itu spesial. Allah menggariskan takdir unik dan beragam untuk setiap kita. Namun semuanya sama, adalah jalan bagi kita untuk mencapai tujuan : mendapatkan ridho Allah.
Ridho Allah didapat bukan hanya dapat ditempuh oleh 1 jalur. Ada banyak sekali jalur. Bahkan jalur yang manusia kebanyakan memandangnya bukanlah jalur “masuk akal” untuk seseorang dapat ridho Allah.
Ada jalur yang sudah pasti tanpa perdebatan, semua orang setuju ini adalah jalan lurus calon peraih ridho Allah. Mereka yang sedari muda sudah ahli ibadah, ringan berbuat baik, dan jika senantiasa istiqamah hingga akhir, biidznillah Allah ridho.
Tapi jika melihat jalur mereka yang dari balik kaca mata manusia berisi kemaksiatan, semua orang mencaci, semua orang seolah yakin tidak ada harapan Allah ridho. Ternyata ketika ia mampu berubah di hari kemudian, diujung ridho Allah dapat menghinggapi.
Lupakah kita tentang kisah pembunuh 100 orang yang dapat nikmat surga Allah setelah meninggal dalam perjalanan tobatnya. Bukankah kita pernah mendapati cerita seorang tuna susila yang mendapat rahmat pengampunan Allah ketika ia berjuang menolong seekor anjing yang kehausan. Mayoritas plot hidup seseorang tidak selalu menentukan akhir cerita hidupnya.
Ada jalur hidup yang kita berpikir sangat nyaman dan lapang dilalui. Mereka yang ditakdirkan Allah berada dalam kelapangan dunia. Harta melimpah, nyaman hidupnya, sudah begitu ringan tangan juga berdonasi dalam berbagai proyek kebaikan. Mudah bagi kita memberikan cap calon ahli surga untuk mereka.
Tapi tidak sedikit dari kita yang diberikan Allah jalan hidup sempit. Melalui hari dari hutang satu ke hutang lainnya. Kita mahfum bahwa hutang menjadi penghalang kita dengan surga-Nya Allah kelak. Maka ketika melihat seseorang dengan tumpukan hutang akan sangat mudah kita untuk menduga akhir yang buruk bagi orang tersebut. Namun mereka yang terus berikhtiar dan meminta pertolongan Allah, bukan tidak mungkin ia mampu melunasi hutangnya sebelum ajal menjemput. Hingga tabir surga Allah dapat terbuka kembali.
Ada seorang aktris yang sebagian besar perjalanan hidupnya dipenuhi dengan berita negatif. Orang-orang kebanyakan dulu menyematkan label bukan wanita baik-baik padanya. Hingga karena itu ia mulai berubah membaik. Ditinggalkan image lamanya, dibuka lembaran baru hidup dengan kebaikan. Allah takdirkan ia meninggal muda dalam sebuah kecelakaan. Yang terjadi sebagian besar berita dan omongan orang yang terlihat di media saat berita kematiannya diberitakan adalah tentang hal positif tentang dirinya. Sebagian besar chapter belum tentu jadi penentu chapter akhir sebuah cerita.
Pelihara Niat dan Usaha Membaik
Semua jadi pelajaran buat kita. Skenario Allah tak pernah kita bisa tebak. Namun yang kita bisa pegang adalah semua takdir yang telah tergores selalu bisa menjadi jalan untuk mencapai ridho Allah. Takdir lapang maupun sempit. Takdir taat ataupun pernah bermaksiat. Takdir dikenal baik ataupun dikenal buruk. Semua punya kans berakhir baik. Siapalah kita mampu menebak dan memastikan.
Buat kita sebagai pelaku, maka selalu meniatkan dan mengusahakan untuk memperbaiki situasi adalah pilihan terbaik. Dalam situasi sesempit, segelap, sesesak apapun, selalu ada jalan untuk terus berjalan membaik.
Buat kita sebagai pengamat, maka selalu sisakan ruang prasangka baik yang menghindari terlalu cepat dan prematur menghujat dan melabelkan ahli neraka pada orang lain. Kita tak pernah tau mereka tidak selalu lebih buruk dari kita. Bahkan kita yang harusnya waspada jika merasa terlalu nyaman dan aman dari nafsu yang bisa setiap saat menggelincirkan tanpa aba-aba.
Jangan putus asa. Ringankanlah langkah membaik seolah hari ini adalah kesempatan baru yang diberikan Allah untuk kita memperbaiki diri, memperbaiki keadaan, dan berupaya keras mencari ridho Allah.