Pagi itu, setelah menyelesaikan Quran time seperti biasa, Dara duduk bersila di hadapan ayahnya. Mata gadis kecil itu berbinar penuh antusias. Ia tahu, setelah sesi membaca Al-Qur’an, selalu ada cerita istimewa yang akan disampaikan oleh ayahnya.
“Hari ini, Ayah akan bercerita tentang seorang anak yang luar biasa,” kata sang ayah sambil tersenyum. “Namanya Abdullah bin Abbas. Pernah dengar namanya, Dara?”
Dara mengerutkan kening, lalu menggeleng pelan. “Siapa dia, Yah?”
Sang ayah menarik napas, lalu mulai bercerita. “Abdullah bin Abbas adalah anak dari Abbas bin Abdul Muthalib, paman Nabi Muhammad SAW. Itu berarti, dia adalah sepupu Nabi. Ia lahir tiga tahun sebelum Nabi hijrah ke Madinah.”
“Wah berarti umurnya masih kecil sewaktu bersama Rasul di Madihah ya Ayah?” Dara bertanya menyelidik.
“Betul sekali, tapi biarpun umurnya masih kecil, ia sudah menunjukkan ketertarikan yang luar biasa terhadap ilmu. Ia selalu berusaha berada di dekat Rasulullah.” Jawab Ayah sambil membenarkan posisi duduknya.
Dara mendengarkan dengan penuh perhatian. “Terus, Yah? Bagaimana dia bisa dekat dengan Rasulullah?”
“Selain sepupu kecil Rasulullah, ia juga adalah keponakan dari salah satu istri Rasul yang bernama Maymunah binti Al Harits. Karena hal ini Abdullah bisa menginap di rumah Rasul saat sedang bersama Maymunah.” Ayah menerangkan lebih detail.
“Oh Dara mengerti, karena keponakan jadi Abdullah adalah mahramnya Maymunah ya Ayah?” Tanya Dara mengonfirmasi.
“Betul sekali, sama seperti Dara dengan Paman Samsul. Dara adalah mahramnya Paman Samsul jadi kalau mau menginap di rumah Paman Samsul main sama Mba Nabilah putrinya Paman Samsul gapapa.” Ayah menjawab.
Ayah lalu melanjutkan, “Nah ada satu kisah menarik tentang kecintaan Abdullah bin Abbas terhadap ilmu. Suatu hari Ayahnya Abdullah bin Abbas, Abbas bin Abdul Muthalib, sangat ingin Abdullah belajar langsung dari Rasulullah SAW. Maka, suatu malam, ia meminta Abdullah untuk menginap di rumah Nabi. Ia meminta agar Abdullah tidak boleh tidur sebelum ia melihat bagaimana Rasulullah menjalani malamnya.”
Dara membelalakkan matanya. “Wah, berarti dia harus begadang?”
Ayahnya tertawa kecil. “Bisa dibilang begitu. Malam itu, Abdullah mengamati dengan seksama. Ia melihat Rasulullah tidur sejenak, lalu bangun untuk shalat malam.”
Dara tersenyum kagum. “Wah hebat sekali bisa begadang demi belajar bagaimana kebiasaan Rasulullah.”
“Iya semangat yang tinggi itu yang membuat kita jadi tahu bagaimana kebiasaan Rasulullah ketika malam, bangun dari tidur, dan saat menjalankan ibadah shalat tahajjud.”
“Sejak kecil, Abdullah bin Abbas selalu berusaha untuk belajar dari Rasulullah. Ia mengikuti Nabi ke mana pun, membawa tempat air wudhu dan membantu beliau dalam banyak hal. Ia mencatat, menghafal, dan bertanya langsung kepada para sahabat tentang setiap hal yang ia tidak mengerti.” Ayahnya menjelaskan.
Dara tersenyum kagum. “Wah, pasti dia jadi orang yang sangat berilmu setelah besar!”
Ayahnya mengangguk. “Benar, Dara. Setelah Rasulullah wafat, Abdullah bin Abbas menjadi salah satu ulama besar. Ia meriwayatkan 1.660 hadits, hanya kalah banyak dari Abu Hurairah dan Aisyah ra. Ia juga sering dimintai pendapat oleh Khalifah Umar bin Khattab dalam berbagai perkara penting. Bahkan, ia menjadi bagian dari dewan Syura, kumpulan orang-orang bijak yang membantu Umar dalam mengambil keputusan.”
Dara termenung sejenak, lalu berkata, “Jadi, karena sejak kecil Abdullah bin Abbas suka belajar, akhirnya dia jadi orang yang sangat berilmu dan bermanfaat untuk banyak orang ya Ayah?”
Dara akhirnya jadi mengerti mengapa Ayahnya menceritakan kisah Abdullah bin Abbas ini kepadanya. Berkat kegigihan Abdullah bin Abbas belajar langsung kepada Rasulullah dan para sahabat, ilmu yang beliau dapatkan dan sebarkan itu kini banyak membantu milyaran umat Islam mengetahui bagaimana sunnah dalam tidur dan shalat tahajjud.
Umur Abdullah bin Abbas saat itu baru 12 tahun, tidak beda jauh dengan umurnya saat ini yang baru beranjak 10 tahun. Tapi jangankan buat begadang semalaman untuk belajar menuntut ilmu, untuk betah membaca buku lama-lama saja Dara masih berjuang keras sekarang.
“Oya Dara satu lagi, selain karena usaha keras, Abdullah bin Abbas bisa jadi salah satu sosok ulama terhebat pada zaman sahabat juga karena keberkahan yang melekat padanya lho.” Ayah bersiap melanjutkan ceritanya, memecah kehedingan di balik Dara yang sempat merenung sejenak.
Ayah menceritakan kisah di malam lainnya Abdullah bin Abbas sedang menginap bersama Rasulullah. Ia menemukan Rasulullah sedang shalat malam. Tapi ada kejadian menarik saat Abdullah kemudian ikut shalat malam tersebut di belakang Rasulullah. Rasulullah ingin Abdullah berdiri sejajar dengannya dengan menarik Abdullah ke sisinya. Tapi Abdullah merasa tidak pantas berdiri di samping Nabi, jadi ia tetap mundur ke belakang. Rasulullah menariknya lagi, tapi ia tetap mundur.
Dara tertawa kecil. “Dia sopan sekali, Yah. Terus, Rasulullah bilang apa?”
Ayahnya tersenyum lembut. “Setelah selesai shalat, Rasulullah mengusap kepala Abdullah dan mendoakannya. Beliau berkata: “Allahumma faqqihhu fiddin wa a’llimhuttakwil, artinya, Ya Allah, berilah kefahaman kepadanya dalam urusan agama dan ajarkannya Takwil (tafsir Al-Qur’an).” Doa ini menjadi berkah luar biasa bagi Abdullah bin Abbas sepanjang hidupnya hingga ia bisa mudah menyerap ilmu dan jadi salah satu orang yang paling ahli dalam ilmu Quran.
Dara mengangguk-angguk.
“Oleh karena itu Dara jangan lupa untuk meminta didoakan menjadi anak shalihah dan luas ilmunya ke orang-orang shalih juga. Coba sering minta doa ke Mbah Uti, ke PakDe BukDe, ke guru-guru Dara di sekolah. Dari doa-doa itu bisa jadi Allah akan buka kemudahan Dara menjadi luas ilmu dan pemahamannya.” Lanjut Ayah menjelaskan.
Dara mengangguk mantap. “Mulai sekarang, Dara juga mau lebih semangat belajar dan berdoa, Yah!”
Sang ayah mengusap kepala putrinya dengan penuh kasih. “Masya Allah, itu yang Ayah harapkan. Semoga kamu juga bisa menjadi orang yang berilmu dan bermanfaat, Nak.”
Pagi itu, Dara tersenyum bahagia. Kisah Abdullah bin Abbas bukan hanya menjadi cerita sebelum beraktivitas, tetapi juga menjadi inspirasi bagi dirinya untuk selalu bersemangat dalam mencari ilmu.