Tahun baru banyak digunakan sebagai momen untuk membuat perencanaan. Ia jadi spesial karena di hari itu seolah lembaran baru dibuka. Kita bisa lebih ringan untuk memulai lagi dan tak terbebani oleh serampangannya diri di hari kemarin. Namun seringkali siklus ini selalu jadi ritual yang sama hasilnya setiap tahun.
Di awal tahun kita buat yang namanya resolusi. Lalu dengan terpaan waktu tergopoh gopoh mencapainya hingga di akhir tahun sedikit sekali yang terealisasi sesuai rencana kita semula. Hingga kita bertemu lagi dengan penghujung tahun yang kan mengantarkan kita dengan awal tahun depannya lagi. Apakah siklus berulang ini, jika kita tahu akhirnya seperti apa, masih tetap berarti untuk kita jadikan spesial? Buat apa merencanakan jika akhirnya rasa bersalah karena tak bisa mencapainya pasti akan kita temui di akhir tahun nanti?
Tidak ada Rencana yang Akurat
Dalam bukunya Rework, Jason Fried mengatakan “Planning is Guessing”. Maka karakter melekat dari membuat rencana adalah menebak dan memperkirakan. Keakuratan sempurna adalah hal yang tidak mungkin terjadi dalam sebuah rencana. Banyak sekali variable yang tidak bisa kita kontrol dan tidak ketahui dalam sebuah perencanaan.
Jika kualitas sebuah rencana diukur dengan seberapa akurat ketercapaian hasil akhir, bisa jadi tak ada manusia yang bisa dapat nilai baik atasnya. Sehebat apapun kontrol dan kuasa kita, hal-hal yang tidak bisa kita kontrol dan kuasai jauh lebih banyak dan besar. Namun ketidakakuratan sebuah rencana tidak membuat melakukan perencanaan itu sendiri jadi tidak berarti.
Rencana Melatih Mental Model
Sebuah rencana menjadi berarti bukan karena akurasinya yang tinggi, ia menjadi berarti karena aktivitas membuat rencana itu sendiri membantu kita memahami : apa saja yang kita butuhkan, apa saja hal dependen yang perlu terjadi agar rencana kita dapat berjalan, dan apa saja resiko yang mungkin muncul saat kita mulai mengerjakannya.
Ke semua hal tersebut melatih mental model kita untuk mempersiapkan diri pada hal yang belum terjadi sedari sekarang. Dengan latihan itu kita akan berbekal lebih baik dibanding jika tak punya bayangan sama sekali saat tidak membuat rencana.
“No battle was ever won according to plan, but no battle was ever won without won”
Dwight D Eisenhower
Jika parameter bergunanya sebuah rencana adalah dari keakuratannya, maka mereka bisa jadi tidak berguna keberadaannya. Namun syukurnya rencana itu berguna bukan pada seperti apa rencananya, tapi ia berguna pada proses membuat rencana itu sendiri. Resolusi personal atau rencana strategi bisnis di tahun 2024 ini mungkin akan banyak meleset, tapi proses pembuatan rencana itu yang berharga melatih mental model kita.
Gunakan rencana yang kita buat, namun jangan bergantung sepenuhnya pada akurasi rencana tersebut. Espektasikan rencana yang kita buat akan meleset. Namun dengan memiliki rencana, maka kita sudah satu langkah lebih maju dengan telah berhasilnya kita melatih pikiran untuk antisipatif pada hal-hal yang kita ingin capai.
Apalagi yang namanya meleset itu tidak selalu jadi lebih buruk. Seringkali hal yang meleset dari rencana berakhir jadi lebih baik. Betapa banyak kejadian dalam hidup dimana Allah takdirkan sesuatu terjadi pada diri kita berbeda dari harapan namun jauh lebih baik dibandingkan perkiraan kita sendiri.
Selamat membuat rencana dan strategi di tahun 2024 ini. Mari kita berusaha menjadi pribadi yang selalu lebih baik. Selalu berusaha keras memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah terjadi. Dan berusaha menabung kebaikan untuk bekal akhirat nanti.