Siklus Membaik

Siang itu saya sedang buru-buru ke rapat di Kelapa Dua Depok. Memutuskan naik ojek online dari kantor supaya bisa selap selip waktu macet. Pas waktu itu adalah jam macet, kala orang-orang pulang kerja dari kota.

Karena saya beritahu sedang buru-buru, sang babang gojek menawarkan lewat jalan tikus. Saya iyakan. Masuklah kami ke gang, dari yang muat mobil sampai yang tidak.

Saya takjub ternyata lewat gang ini bisa tembus melewati spot macet jalan utama. Ini menghemat banyak waktu di jam padat seperti ini. Senyum sumringah muncul karena bisa hindari beberapa pertigaan maut penyebab pertemuan kendaraan.

Driver ojek online yang lagi menelusuri gang.
Driver ojek online yang lagi menelusuri gang.

Iseng saya tanya setengah nebak memprediksi, “Bang tau jalan ini dari mana? Google maps yang ada opsi motornya ya bang?”

“Bukan mas, ada lho yang lebih tahu dari google maps”, jawabnya.

“Wah apaan tuh bang?” Saya penasaran ingin tahu. Dasyat banget bisa lebih tahu dari Google maps.

“Pelanggan bang”.
Saya terkejut, belum sempat tanya lagi, beliau sudah melanjutkan.
“Jalan ini saya dikasih tau dan diarahin sama pelanggan yang emang orang sini”.

“Oh iya betul juga!” Tukas saya sambil mengiyakan.

Memang orang lokal pasti tau jalan-jalan tikus di sekitaran tempat tinggalnya. Dan ketika mereka lagi dibonceng ojek online, terutama ketika macet, pasti mereka mau membagi informasi tersebut supaya perjalanan mereka lebih cepat.

Gak selamanya driver ojek online yang lebih pakar dan tahu tentang sebuah lokasi. Di daerah yang bukan “area”nya, maka warga lokal-lah yang lebih tahu. Warga lokal yang kebetulan jadi customer mentransfer info tersebut, jadilah sang driver ojek online semakin pakar.

Kejadian ini terus berulang setiap kali ia explore daerah baru sehingga pengetahuan celah jalan pintasnya semakin banyak. Dan kita sebagai pelanggan semakin lebar nyengirnya karena perjalanan makin cepat terhindar dari macet.

Driver ojek online yang membantu mengantarkan pelanggan bukan hanya memberi manfaat saja, dia juga dapat manfaat dari pelanggannya. Hubungan timbal balik kebaikan yang bukan hanya ada pada transaksi uangnya saja, tapi juga transfer pengetahuannya.

Perjalanan kita menjadi semakin ahli juga sedikit banyak mungkin begitu. Semakin lama dan panjang kita melangkah bertemu dan membantu banyak orang. Bukan hanya kita yang memberikan value kepada orang-orang tersebut, tapi mereka juga menambahkan value kepada kita. Kita jadi makin paham, ahli, dan luas pengetahuannya.

Mungkin sangat besar porsi diri kita sekarang berasal dari potongan pengetahuan banyak sekali orang yang kita temui dan bantu. Membentuk kumpulan pengalaman dan pengetahuan yang makin membuat kita bertumbuh mendewasa.

Seorang konsultan kawakan yang ahli pada suatu bidang jadi makin ahli lebih besar porsinya karena pengalamannya membantu banyak sekali klien. Tiap membantu klien baru, makin kaya konteks, makin bisa menghubungkan banyak puzzle, makin luas wawasan dan kebijaksanaannya.

Menyadari ternyata banyak potongan puzzle hasil pemberian orang pada kita seharusnya membuat kita sadar, bukan hanya kita saja yang sebenarnya memberikan maanfaat pada mereka, tapi mereka juga memberikan manfaat pada kita.

Semakin lama karya kebaikan kita bergulir, bukan hanya semakin banyak orang terbantu, tapi karya kebaikan kita juga semakin terbantu. Karya kita jadi makin kontekstual, makin paham siapa target penggunanya, dan semakin besar juga akhirnya value-nya dari waktu ke waktu.

Leave a Reply