Sekitar 10 tahun yang lalu saat baru masuk di dunia kampus, masih teringat dalam ingatan saya saat dimana perlahan diri ini mulai menemukan jalan hidupnya, tsahh. Ketika sebelumnya saya hanya mengerti sekolah tinggi tuk dapat penghidupan layak dan masa depan cerah, namun ternyata terlalu sayang hidup ini hanya diisi ambisi sesempit itu. Saya mulai melirik sebuah tujuan lebih besar, menjadikan hidup ini berarti tuk banyak orang.
Siapa sangka belajar di Fakultas Ilmu Komputer (di beberapa kampus disebut Teknologi Informasi) bukan hanya sekedar ikut perkembangan jaman, tapi juga tentang belajar mempergunakan alat yang dengannya kita dapat memberikan pengaruh dan dampak besar, bukan hanya lingkungan sekitar, tapi juga dunia. Terbelalak kita ternyata teknologi telah menjelma sebagai medium yang mampu memfasilitasi masifnya aktivitas manusia.
Tak menyangka kan kalau dalam 1.5 menit saja teman-teman membaca tulisan ini, di saat yang sama terjadi hampir 5 juta postingan baru Facebook, orang-orang mencari informasi 4,5 juta kali di Google dan lebih dari 300 juta email terkirim. Sekitar 600 ribu tweets di-posting di twitter dan 83 ribu foto diupload di Instagram. Hampir 70 juta pesan whatsapp terkirim dan sekitar 600 jam video baru terupload ke youtube. Begitu banyaknya aktivitas dalam satu waktu terjadi di medium ini.
Dan saya coba membayangkan, jika semua aktivitas itu adalah amal kebaikan, dan atau menginspirasi serta memicu amal kebaikan lainnya, berapa besar keutamaan kebaikan yang kan kita dapatkan dari sana. Jika kita bicara tentang mesin produsen kebaikan, maka teknologi lah yang saat ini menjadi salah satu cara paling efektif untuk menciptakan hal tersebut. Di sarana ini akhirnya saya bersama-sama teman seperjuangan lainnya mengazamkan diri belajar memintal karya-karya tuk menjadi mesin kebaikan bagi investasi dunia akhirat kami.
Kami memformulasikannya dengan memasang cita-cita besar, menciptakan 10 juta kebaikan harian sebelum tahun 2020 berakhir. Sebuah target yang sangat ambisius dan membuat diri saya pribadi pun ngeri sendiri. Saat ini memang out of reach, tapi buat kami, ini bukanlah sesuatu yang out of sight. Kami mampu melihatnya, biarpun jaraknya sangat jauh seolah perjalanan antariksa sejauh tahunan cahaya. Kami mampu menyusun dan menata apa saja rencana dan kondisi tuk mencapai ke sana, biarpun eksekusi dan waktu yang akan berbicara.
Satu rasionalisasi yang membuat kami mengkristalkan keinginan kuat tuk menelan penuh mimpi besar ini adalah hidup terlalu berharga tuk tak diisi oleh sesuatu yang berharga pula. Dan kami memutuskan sesuatu berharga itu adalah tabungan amal yang meski nafas terakhir telah dicabut oleh Sang Pencipta, kebaikan tersebab oleh karya kita masih terus mengalir dan bergulir. Terlebih dalam keberhargaan yang kami kerjakan saat ini, disanalah kesenangan kami berada, menciptakan karya dalam bidang yang Allah ijinkan kami senang menggelutinya, teknologi. Maka bekerja adalah asimilasi dari tabungan amal, aktualisasi diri berkarya, sekaligus pembelajaran massive.
Kami tidak pernah membayangkan akan mudah, justru kalau terasa mudah, kami akan curiga mungkin jalan yang sedang dijalani belumlah terlalu besar dan menantang. Kami tahu, bahwa kebanyakan orang justru menyesali apa yang tidak ia lakukan, ketimbang apa yang ia lakukan di masa lalu. Maka selagi masih ada umur, masih ada energi, semangat, idealisme, rizki, dan kesempatan, kami ingin jalani saat ini juga.
Kami siap melangkah, tersandung jatuh, sakit, belajar, bangkit, lalu melangkah lagi. Semua itu tak jauh lebih berat dibandingkan beratnya penyesalan tak ambil bagian dalam perjalanan saat fisik meringkih dan semangat memudar.
Oleh karena itu kami ingin mendokumentasikan langkah-langkah kami ini agar bisa menjadi inspirasi, manfaat, dan pembelajaran untuk yang lainnya. Ingin sekali bahwa akan muncul semakin banyak orang yang berani mengambil pilihan, melakukan hal besar yang dipintal eksekusi kecil konsisten, tuk mengisi berharganya tiap hembusan nafas dan detak jantung kita. Mohon doanya, dan mari semangat terus, semoga Allah meridhai langkah-langkah kita 🙂