Sebagai founder startup yang masih merintis di fase awal, biasanya kita mudah merasa minder karena banyaknya keterbatasan. Hal ini bukan tanpa alasan, karena jika kita fokus ke keterbatasannya hampir semua aspek dari operasional akan jadi alasan mengapa kita tidak bisa perform optimal.
Terbatas modal misalnya, bisa jadi sebab kita ga bisa alokasi uang cukup banyak agar punya tim yang cukup proper dalam mengembangkan produk. Ingin hire talent yang berpengalaman dan ahli juga berbatas keuangan atau reputasi. Mau kerja sama dengan partner besar juga terbatas portfolio yang belum banyak. Mau mendapatkan customer besar juga terbatas track record yang belum ada.
Tapi keterbatasan bagi seorang founder yang punya mental pejuang dapat berubah menjadi kreativitas yang justru menghasilkan keunggulan. Ada satu pelajaran juga yang dapat kita ambil saat awal perjalanan produk iPod yang diproduksi oleh Apple sebelum akhirnya mereka merajai pasar.
Ketika meluncurkan ipod tahun 2001, pengguna ipod hanya bisa diisi oleh lagu yang sudah didownload oleh pengguna di komputer Machintos mereka. Hal ini membuat aktivitas pembajakan tetap subur terjadi karena belum ada tools yang benar-benar bekerja baik untuk mebuat penikmat musik bisa membeli lagu yang mudah dan terjangkau.
Hingga Apple memproyeksikan iTunes menjadi portal bagi pengguna membeli lagu secara resmi dan mudah. Pengguna iTunes nantinya dapat membeli dan download 1 lagu hanya dengan 99 sen dollar. Namun untuk menjalankan rencana ini Apple butuh dukungan para perusahaan-perusahaan label musik ternama yang bersedia menjual lagu-lagu mereka di iTunes. Terlebih Apple menargetkan saat rilis perdana iTunes sudah punya 200 ribu lagu yang bisa dibeli user.
Salah satu kekhawatiran para perusahaan label musik untuk menjual lagu mereka di iTunes diantaranya resiko menjual music secara online, resiko harga yang murah, dan resiko memperbesar Apple jadi channel penjualan musik yang besar dan dapat menyaingi mereka.
Untuk meyakinkan para perusahaan label musik tersebut Steve Jobs justru menggunakan kelemahan Apple sebagai salah satu kekuatan dalam pemulus negosiasi. Steve Jobs mengatakan karena iTunes saat itu hanya bisa diakses oleh pengguna Machintos yang hanya berjumlah 5% dari peredaran pengguna komputer dunia, maka bereksperimen di iTunes tidak akan memiliki resiko yang sangat besar.
Penguasaan market share yang kecil dan biasanya dipandang sebagai kelemahan justru pada saat yang tepat bisa menjadi kekuatan. Akhirnya para perusahaan label musik menyetujui untuk bekerja sama dengan Apple. Tadinya diprediksi penjualan lagu melalui iTunes dapat mencapai 1 juta sales dalam 6 bulan. Ternyata sejak rilis di Oktober 2003, 1 juta sales dapat tercapai hanya dalam waktu 6 hari, alih-alih 6 bulan. Hingga akhirnya Apple menguasai pasar penjualan musik digital hingga 74% setelah tahun 2006.
Dari sini kita belajar bahwa kekuarangan dan keterbatasan yang dimiliki sebuah startup saat digunakan pada konteks dan momen yang tepat dapat menjelma menjadi kekuatan mereka.
Ukuran masih kecil memang kekurangan, tapi dapat dipandang sebagai keunggulan jika kita memanfaatkan kemampuan sebuah startup untuk bergerak cepat dan dinamis. Airbnb saat masih punya traffic sedikit menjadikan kondisinya sebagai ajang uji coba berbagai jenis bisnis model. Mereka coba berbagai niche market, dari para traveller hingga spesifik menyasar para peserta event konferensi di San Fransisco. Mereka juga coba uji coba banyak skema pricing tanpa harus khawatir menciderai experience yang didapatkan oleh customer mereka saat ini.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh para founder startup untuk bisa mengubah keterbatasan startup mereka menjadi keunggulan, berikut beberapa diantaranya:
- Menjadikan Keterbatasan sebagai Pemicu Munculnya Kreativitas
Keterbatasan tidak hanya menghasilkan hal buruk, tapi bersamanya dapat menstimulus kita untuk memikirkan cara kreatif agar masalah kita tetap bisa terselesaikan.
Kalau kita lihat iklan-iklan di TV misalnya, iklan yang bagus dan kreatif-kreatif datangnya dari perusahaan rokok. Mereka dipaksa menghasilkan iklan sedemikian kreatif karena dibatasi banyak hal. Perusahaan rokok dibatasi beriklan TV dalam jam tayang, durasi, tidak boleh menampilkan selebriti/tokoh, bahkan mereka dilarang menampilkan aktivitas orang sedang merokok. Tapi justru karena keterbatasan itu mereka bisa memaksa kreativitas muncul.
Saat sedang punya masalah atau ingin mencapai sesuatu tapi terbatas sumber daya, maka kita akan dipaksa mengptimalkan daya pikir untuk mencari solusi-solusi kreatif. Di hari awal Dropbox berdiri mereka punya tantangan untuk membuktikan bahwa banyak orang akan tertarik pada layanan mereka jika sudah rilis nanti. Tapi mereka tidak punya budget banyak untuk beriklan yang bisa mendatangkan traffic. Akhirnya mereka membuat video demo produk mereka dan taruh linknya di Hacker News. Hal ini ternyata dapat menarik banyak traffic ke website mereka. Dulu cara ini masih orisinal dan belum jamak dicoba walaupun jaman sekarang sudah lumrah. Keterbatasan sumber daya yang akhirnya membuat cofounder Dropbox menemukan taktik ini.
- Keterbatasan sebagai Medium Validasi Segmen Niche Market
Di masa awal startup perlu mencari siapa early adapter yang tertarik untuk memakai produk mereka dengan kondisi masih belum sempurna. Early adapter ini bisa menjadi modal sebuah startup berkembang nantinya dan biasanya berasal deri sebuah kelompok orang yang niche/spesifik. Mulai menyasar dari niche market ini adalah strategi yang banyak berhasil dilakukan oleh banyak startup di masa awal.
Nah startup di hari-hari awal punya kelebihan untuk dapat masuk ke segmen pasar yang niche karena korporasi besar biasanya tidak tertarik menyasar pasar niche. Mereka melihat pasar niche tidak potensial karena jumlahnya tidak besar. Mereka lebih fokus menyasar pasar umum yang jumlahnya jauh lebih besar.
Dengan tidak fokusnya korporasi besar ke pasar niche ini akan membuat startup punya keunggulan untuk memberikan layanan produk yang sangat sesuai dengan kebutuhan niche market tersebut dan akhirnya punya kesempatan untuk memperbaiki produk hingga akhirnya siap bersaing di target market yang lebih besar.
Facebook menggunakan strategi niche market ini di masa awal untuk berhadapan dengan pemain dominan pada waktu itu seperti Friendster dan MySpace. Facebook spesifik menyasar mahasiswa Harvard, lalu dikembangkan ke kampus-kampus lainnya di US, hingga akhirnya dibuka untuk masyarakat umum.
- Keterbatasan Membuat Partnership yang Butuh Penanganan Spesifik dapat Dilakukan
Korporasi besar punya kesulitan untuk menyesuaikan layanan dengan customisasi yang besar saat terjadi kerja sama. Startup dengan ukuran dan skala bisnisnya yang masih kecil punya keunggulan untuk dapat fleksibel menyesuaikan diri sesuai dengan kebutuhan partner kerja sama mereka, terlebih jika partnership itu berkaitan dengan hidup dan matinya.
Microsoft dapat bertumbuh menjadi raksasa seperti sekarang salah satunya karena partnership yang mereka dapatkan dengan IBM untk membuat Operating System IBM. Dulu Microsoft adalah perusahaan kecil yang memproduksi software untuk pasar personal computing. Mereka belum punya produk Operating System yang cocok dengan kebutuhan IBM. Tapi karena IBM butuh dengan segera akhirnya Bill Gates menyanggupi dan mampu untuk memproduksi Operating System yang sesuai dengan kebutuhan IBM. Dari sanalah tercipta MS-DOS.
Ukuran kecil dan kedinamisan dalam gerak memudahkan sebuah startup untuk menyesuaikan bisnis modelnya agar dapat berjalan sesuai dengan kebutuhan partner kerja sama mereka. Bahkan jika perlu mereka dapat menulis ulang bisnis model mereka jika kerja sama tersebut sangat penting.
Selain tiga aspek di atas sebenarnya masih ada lebih banyak sisi lain dalam memandang keterbatasan yang dapat dimiliki oleh sebuah startup. Semuanya akan jadi positif jika seorang founder dapat merubah cara pandang melihat kekurangan startup mereka dan memaksa dirinya untuk mencari apa celah atau peluang yang mereka bisa manfaatkan dengan situasi saat ini. Seperti yang dikatakan Allah dalam Quran, bersama kesulitan ada kemudahan. Selalu ada kesempatan dalam sebuah masa sulit. Selalu ada kesempatan berinovasi dalam setiap masalah dan keterbatasan.