Semula semua ini penuh keraguan, dari apakah saya akan mengambil program ini, apakah Ifah dan Azima saya akan ikut, hingga apakah kami mampu untuk menempuh perjalanan ke San Francisco ini di hari-hari terakhir. Ya, semuanya memang tidak berjalan sederhana, dan karena ketidaksederhanaan itu yang membuat perjalanan ini begitu berkesan.
Keraguan mengambil program yang saya ikuti selama 5 bulan ke depan sebenarnya sudah menggelayuti sejak bulan November tahun lalu. Program yang saya ikuti adalah program 500 accelerator, diadakan oleh 500startup untuk startup terpilih dari seluruh dunia untuk mengikuti program inkubasi dan akselerasi mereka selama minimal 4 hingga 5 bulan. Setiap startup akan mendapatkan investasi sebesar USD 125.000 yang USD 25.000 nya dipergunakan untuk biaya program itu sendiri dan USD 100.000 nya bisa digunakan untuk keperluan hidup selama di San Francisco serta menjalankan bisnis dari sana. Programnya sangat menarik karena di sana kami akan belajar langsung dengan semua network mereka di seluruh dunia dan bergabung dengan salah satu ekosistem startup terbesar di dunia.
Namun keraguan yang menggelayuti adalah masalah finansial, semuanya harus kami biayai sendiri, dari mulai biaya perjalanan hingga kebutuhan hidup di sana yang tentu saja tidak murah. Walaupun kami dapat investasi tapi tentu saja ada birokrasi untuk mencairkannya dan selama masa tersebut berarti kami harus menalangi nya dulu. Di situ tantangan pertama, tapi insyaAllah saya optimis semua bisa berjalan dengan baik, semoga waktu pencairan dana nya saja yang menentukan berapa banyak dana yang harus dikeluarkan untuk menalangi kebutuhan selama di San Francisco. Bagaimana jika tidak? insyaAllah ada rencana cadangan yang disiapkan 😀
Keraguan berikutnya muncul apakah Ifah dan Azima akan ikut serta juga dalam program ini atau tidak. Ini bukan seperti beasiswa pendidikan formal yang semua kebutuhan termasuk dengan biaya mengajak keluarga di tanggung sehingga semua biaya perjalanan dan kebutuhan hidup Ifah dan Azima juga harus saya tanggung sendiri. Tapi akhirnya kami memutuskan Ifah dan Azima saya juga ikut karena banyak manfaat jangka pendek dan panjang yang bisa didapatkan insyaAllah, sehingga tantangan selanjutnya adalah mencari alokasi pendanaan untuk keberangkatan Ifah dan Azima. Alhamdulillah tantangan ini bisa diselesaikan dengan cepat, seolah Allah ingin menunjukkan berapa pemurah dan penolong Ia untuk biaya perjalanan dan sedikit bekal mampu kami penuhi sebelum kami berangkat ke San Francisco.
Jadi buat yang mengira ini adalah perjalanan mudah, tentu saja bukan, ini bagi kami adalah sarana team building yang sangat luar biasa. Selama ini kami banyak mendapatkan support dari banyak orang dalam menjalani semua tantangan, maka ini adalah kesempatan kami untuk bisa naik level menguji kekompakan, kerja sama, dan kemampuan menghadapi situasi sulit di negeri orang. Saya yakin ini akan menjadi pendewasaan bagi kami, yang membuat kami mampu terlahir sebagai keluarga pejuang seperti misi keluarga yang telah kami canangkan.
Ternyata tidak sampai tingkatan perencanaan, tantangan menjelang perjalananpun datang hingga hari-hari terakhir menjelang keberangkatan. Saya terkena Demam Berdarah sehingga harus dirawat selama lebih dari sepekan di rumah sakit sementara hari keberangkatan tinggal H-10 lagi. Di H-3 saya baru pulang dari rumah sakit dengan trombosit masih setengah dari ambang batas normal. Tentunya sebuah pertaruhan berikutnya bukan, tapi alhamdulillah Allah memberikan kesembuhan yang cepat walaupun H+1 setelah keluar dari Rumah Sakit saya langsung ngantor dengan intensitas pekerjaan yang langsung sangat tinggi karena banyak hal yang harus dipersiapkan sebelum saya meninggalkan Badr Interactive selama 5 bulan.
Dengan ijin Allah akhirnya kami mampu untuk tetap melanjutkan perjalanan. Di malam sebelum keberangkatan saya cek darah di laboratorium Rumah Sakit dan mendapati trombosit saya sudah di atas normal. Tentunya kami senantiasa berdoa semua selama perjalanan yang tidak sebentar ini kami senantiasa dalam perlindungan terbaik dari Allah.
Dan sekarang kami siap untuk memulai perjalanan baru di negeri dengan beragam tantangan yang tidak sederhana. Kami tidak berekspektasi semua akan mudah, tapi kami insyaAllah akan menghadapi dan berkembang dari semua tantangan-tantangan tersebut. Kami berjanji akan pulang dengan membawa bekal untuk menjadi pejuang bagi agama dan bangsa yang lebih banyak sehingga semakin bisa bersiap mengabdi lebih banyak, insyaAllah dalam jalan meraih ridha-Nya semata.
1 thought on “Memulai Perjalanan Penuh Tantangan ke San Francisco”