Bagi anggota keluarga besar Badr Interactive, baik yang tetap, yang sudah tidak di Badr lagi, hingga yang pernah internship di Badr Interactive pasti akrab dengan usaha kecil ini, namanya Dianterin.
Sebuah web app yang membantu kita memesan makan siang dari rumah makan atau pedagang kuliner di sekitar wilayah dekat kantor. Dianterin menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan teman-teman Badr Interactive. Bagaimana tidak, ketika kita ingin beli makan siang, mulai dari mie ayam, gado-gado. soto, ayam goreng, hingga beragam jus bisa dilakukan sangat dengan mudah dengan harga super murah pula.
Tapi pekan lalu semua di keluarga besar Badr Interactive kaget menerima kenyataan bahwa layanan Dianterin akan berhenti beroperasi pada tanggal 9 September lalu. Tentunya secara pribadi maupun komunal ini merupakan sebuah kesedihan tersendiri buat keluarga Badr Interactive. Bagaimanapun dalam perjalanan Dianterin yang telah hampir 2 tahun membersamai teman-teman Badr Interactive, kami semua telah mendapat pelajaran sangat berharga dari usaha ini. Saya pribadi jadi banyak belajar, tentang makna inisiatif pelayanan, konsistensi tanpa kenal lelah, idealisme dan prinsip yang kokoh dipegang, hingga sustainabilitas. Dalam tulisan kali ini ingin berbagi tentang hal tersebut, semoga menjadi inspirasi buat teman-teman sekalian.
Inisiatif Pelayanan
Dianterin merupakan murni inisiatif yang dimulai oleh beberapa teman-teman Badr yang ingin membantu saudara-saudara lainnya yang ingin membeli makan siang namun malas karena jarak dengan rumah makan yang cukup jauh. Inisiatif ini dimulai dengan kebiasaan saling titip kami satu sama lain, biasanya yang paling ikhlas dan berbesar hati untuk dititipi beli makanan adalah inisiator dianterin itu sendiri, Pulung, yang kemudian dibantu oleh teman-teman dianterin lainnya seperti Gatra, Ryan, dan Anet.
Berawal dari inisiatif untuk membantu teman-teman di Badr membeli makan siang, dibentuklah grup whatsapp yang difungsikan untuk melakukan pemesanan dari teman-teman Badr. Siapa sangka dari grup whatsapp itu kini menjadi sebuah aplikasi web yang tidak kalah canggih dengan aplikasi e-commerce di luar sana.
Saya belajar tentang kepekaan dan inisiatif bergerak dari teman-teman dianterin. Banyak diantara kita yang menyadari dan bahkan juga ikut merasakan masalah di sekitar kita, namun tidak banyak dari kita yang mau menjadi solusi konkret bagi permasalahan tersebut. Inisiatif pelayananlah yang membedakan mereka yang berani beraksi dengan yang hanya mampu merasa.
Berawal dari inisiatif untuk membantu teman-teman di Badr membeli makan siang, dibentuklah grup whatsapp yang difungsikan untuk melakukan pemesanan dari teman-teman Badr. Siapa sangka dari grup whatsapp itu kini menjadi sebuah aplikasi web yang tidak kalah canggih dengan aplikasi e-commerce di luar sana
Konsistensi tanpa kenal lelah
Tidak ada yang lebih kuat untuk mengalahkan seorang pejuang melainkan dirinya sendiri. Dan salah satu hambatan terbesar dalam perjalanan juang itu adalah konsistensi mengarungi jalan yang mungkin tidak mudah. Dianterin tidak akan bisa begitu membekas bagi kami kalau para kru nya tidak konsisten dari hari ke hari hilir mudik melayani order yang masuk.
Di fase-fase awal berdirinya, para kru dianterin ini lah yang menjadi kurir pemesanannya, mereka merelakan jam istirahat makan siang mereka terpotong untuk memenuhi order yang masuk setiap harinya. Walaupun saat ini yang melakukan pengantaran sudah ada petugas khususnya yang juga diberikan insentif sesuai dengan banyaknya dan jauhnya jarak pesanan.
Salah satu dari banyak konsistensi perjuangan dianterin yang saya tidak akan mudah lupakan adalah saat Pulung menyempatkan di sela-sela waktunya entah di malam hari atau pagi-pagi buta tanpa kenal lelah ngoding platform dianterin sehingga yang tadinya cuma group whatsapp, bermetamorfosis jadi aplikasi web yang keren dari sisi UX maupun fungsionalitas.
Salah satu hambatan terbesar dalam perjalanan juang itu adalah konsistensi mengarungi jalan yang mungkin tidak mudah
Idealisme dan Prinsip yang kokoh dipegang
Kalau kita mampir ke website nya dianterin, maka kita serta merta akan langsung tahu apa visi dari dianterin ini, “Membangkitkan ekonomi rakyat!”. Jadi rumah makan yang menjadi partner dianterin ini adalah rumah makan kecil hingga menengah yang biasanya tidak punya armada untuk mengantarkan order yang datang. Dianterin pun tidak pernah meminta biaya tambahan kepada rumah makan yang menjadi mitranya seperti yang kebanyakan dilakukan oleh usaha pelayanan order makanan lainnya.
Mimpi inilah yang selalu dipegang sejak dianterin berdiri. Tidak heran jika wajah-wajah kru dianterin tentunya sudah tidak asing lagi bagi para pedagang makanan yang menjadi mitra, mereka telah menjadi salah satu jalan rezeki bagi pedagang-pedagang tersebut.
Dari sini saya belajar bahwa tidak selamanya kita hidup di dunia untuk hal yang hanya bisa diukur dengan materi atau popularitas, semua itu tidak kalah menyenangkan dibanding hidup dengan memegang teguh visi, nilai atau prinsip yang kita pegang.
Di Badr kami memang dididik untuk melakukan semua hal harus selalu ada visi atau big picture di baliknya, sehingga kita bekerja bukan hanya sekedar bekerja, paling standarnya kita bekerja yang secara sadar diniatkan sebagai ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena kita percaya hidup bukan tentang jadi apa, makan apa, pakai apa, atau tinggal dimana saja, tapi hidup juga tentang kontribusi apa yang kita tinggalkan di setiap hembusan nafas kita.
Sustainabilitas
Salah satu alasan paling utama dianterin akan mengakhirkan operasionalnya adalah karena load/beban kerja yang diputuhkan untuk bertahan tidaklah sedikit, ditambah pula semua kru dianterin masih punya kewajiban dan tanggung jawab lainnya yang tidak kalah berat di Badr Interactive.
Hal itu tentu saja bisa dihindari ketika kami semua bisa menjadikan dianterin lebih sustain lagi dari aspek bisnis model maupun market. Namun, memang perjalanan 2 tahun ini menjadi sebuah pembuktian bahwa hal itu tidak semudah yang diperkirakan.
Salah satu faktor penting yang belum baik dimiliki Dianterin adalah market yang dimiliki oleh dianterin yang hanya di sekitar internal anak Badr, sudah itu hanya di kebutuhan makan siang pula, tentunya jumlah pendapatan yang didapatkan tidak cukup signifikan untuk membuat dianterin bisa naik level ke tingkat selanjutnya. Tadinya kami punya niatan untuk memperluas market dianterin ke kantor-kantor yang ada di kota Depok, tapi lagi-lagi mengeksekusi hal tersebut tidak semudah yang diperkirakan.
Dari sini kami belajar bahwa sustainibilitas sebuah karya kebaikan memang merupakan faktor krusial untuk membuatnya bisa bertahan dan bisa berkembang terus ke depannya. Sustainabilitas memang tidak melulu tentang uang, ia bisa sesederhana semangat tim yang ada di dalamnya, atau supporting sistem eksternal lain yang dimiliki oleh karya kebaikan itu.
Bagaimanapun juga perjalanan hampir 2 tahun ini merupakan sebuah kenangan sekaligus pelajaran berharga untuk kami semua. Biarpun umurmu singkat, tapi inspirasi yang tertinggal akan lekang oleh guliran waktu ke depan wahai Dianterin 😀